Kode Iklan DFP Tugas UTS 2015 Semester 2 | Data Structures
Kode Iklan 400x460
Kode iklan In feed above/responsive

Tugas UTS 2015 Semester 2

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini
1.      Jelaskan proses konversi bilangan 8139(10) kedalam bentuk bilangan Biner, Heksadesimal, dan Oktal. 

Konversi Bilangan Desimal, Biner, Oktal dan Heksadesimal

Pada momen yang berbahagia ini, saya ingin coba menjabarkan tahap2 sederhana proses konversi bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal.
Bilangan desimal adalah bilangan yang menggunakan 10 angka mulai 0 sampai 9 berturut2. Setelah angka 9, maka angka berikutnya adalah 10, 11, 12 dan seterusnya. Bilangan desimal disebut juga bilangan berbasis 10. Contoh penulisan bilangan desimal : 1710. Ingat, desimal berbasis 10, maka angka 10-lah yang menjadi subscriptpada penulisan bilangan desimal.
Bilangan biner adalah bilangan yang hanya menggunakan 2 angka, yaitu 0 dan 1. Bilangan biner juga disebut bilangan berbasis 2. Setiap bilangan pada bilangan biner disebut bit, dimana 1 byte = 8 bit.  Contoh penulisan : 1101112.
Bilangan oktal adalah bilangan berbasis 8, yang menggunakan angka 0 sampai 7. Contoh penulisan : 178.
Bilangan heksadesimal, atau bilangan heksa, atau bilangan basis 16, menggunakan 16  buah simbol, mulai dari 0 sampai 9, kemudian dilanjut dari A sampai F. Jadi, angka A sampai F merupakan simbol untuk 10 sampai 15. Contoh penulisan : C516.

A.    bilangan desimal yang akan dikonversi ke biner. Setelah itu, akan saya lakukan konversi masing2 bilangan desimal, biner, oktal dan heksadesimal.
Misalkan bilangan desimal yang ingin saya konversi adalah 813910.
Maka langkah yang dilakukan adalah membagi tahap demi tahap angka 813910 tersebut dengan 2, seperti berikut :
Tahapan yang tepat untuk melakukan proses konversi ini sebagai berikut :
8139 : 2 = 4069 sisa 1
4069 : 2 = 2034 sisa 0.     
2034 : 2 = 1017 sisa 1.
1017 : 2 =508  sisa 0.
508 : 2 = 254 sisa 1.
254 : 2 =63  sisa 1.
63 : 2 =31  sisa 1..
31 : 2 =15  sisa 1.
13 : 2 =7  sisa 1.
3 : 2 =3  sisa 1.
1 : 2 =1  sisa 1.
1 : 2 =0  sisa 0.
Setelah didapat perhitungan tadi, pertanyaan berikutnya adalah, hasil konversinya adalah urutan seluruh sisa-sisa perhitungan telah diperoleh, dimulai dari bawah ke atas. Maka hasilnya adalah 0111111101018. Angka 0 di awal tidak perlu ditulis, sehingga hasilnya menjadi 1111111101018.

B.     konversi bilangan desimal ke oktal. Proses konversinya mirip dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini pembaginya adalah 8. Misalkan angka yang ingin saya konversi adalah 813910. Maka :

8139 : 8 = 1017 sisa 1.
1017 : 8 = 127 sisa 8.
127: 8 = 15 sisa 0
15: 8 = 1 sisa 1
C.    konversi desimal ke heksadesimal
Misalkan bilangan desimal yang ingin saya ubah adalah 813910. Untuk menghitung proses konversinya, caranya sama saja dengan proses konversi desimal ke biner, hanya saja kali ini angka pembaginya adalah 16. Maka :
8139 : 16 = 508 sisa 3.
508 : 16 = 31 sisa F.      —-> ingat, 16 diganti jadi F..
31 : 16 = 1 sisa 3.

1 :  16 = 0 sisa 0….(end)

   Tipe     
 Ukuran memori  (dalam byte)             
Jangkauan nilai
BYTE             
1
 0..255
SHORTINT      
1
 -128..127
INTEGER    
2
-32768..32767
WORD     
2
 0..65535
LONGINT    
4
-2147483648..2147483647
2.Buatlah penjelasan untuk tipe data signed integer (bilangan bertanda) untuk prosesor yang    memiliki jumlah 9 bit.
INTEGER
Jenis data ini merupakan nilai bilangan bulat, yang  terdiri atas integer positif, integer negatif dan nol. Pada TURBO PASCAL jenis data ini di bagi atas beberapa bagian.  (lihat tabel 1)
  
   Operator Integer terdiri atas :  + , - , * , DIV dan MOD
   
   
   Var
                  Jumlah : byte;
   Begin
           Jumlah := 200;
            WriteLn(‘Nilai JUMLAH = ‘,Jumlah);
   End.
   Hasilnya bila dijalankan :
   
      Nilai JUMLAH = 200
   


 4. Algoritma adalah serangkaian langkah-langkah yang jelas untuk mendapatkan hasil dalam waktu yang terbatas. Jelaskan langkah-langkah untuk mengurutkan deretean angka dengan metode bubble sort. 
BUBBLE SORT
Bubble sort adalah proses pengurutan sederhana yang bekerja dengan cara berulang kali membandingkan dua elemen data pada suatu saat dan menukar elemen data yang urutannya salah. Ide dari Bubble sort adalah gelembung air yang akan “mengapung” untuk table yang terurut menaik (ascending). Elemen bernilai kecil akan “diapungkan” (ke indeks terkecil), artinya diangkat ke “atas”(indeks terkecil) melalui pertukaran. Karena
algoritma ini melakukan pengurutan dengan cara membandingkan elemen-elemen data satu sama lain, maka bubble sort termasuk ke dalam jenis algoritma comparison-based sorting.
Proses dalam Bubble sort dilakukan sebanyak N-1 langkah (pass) dengan N adalah ukuran array. Pada akhir setiap langkah ke – I , array L[0..N] akan terdiri atas dua bagian, yaitu bagian yang sudah terurut L[0..I] dan bagian yang belum terurut L[I+1..N-1]. Setelah langkah terakhir, diperoleh array L[0..N-1] yang terurut menaik.
0
terurut
Untuk mendapatkan urutan yang menaik, algoritmanya dapat ditulis secara global sebagai berikut :
Untuk setiap pass ke – I = 0,1,………., N-2 , lakukan :
Mulai dari elemen J = N-1, N-2,….., I + 1, lakukan :
  • Bandingkan L[J-1] dengan L[J]
  • Pertukarkan L[J-1] dengan L[J] jika L[J-1] > L[J]

Rincian setiap pass adalah sebagai berikut :
Pass 1:      I = 0. Mulai dari elemen J = N-1,N–2,…,1, bandingkan L[J-1] dengan L[J]. Jika L[J-1] > L[J], pertukarkan L[J-1] dengan L[J]. Pada akhir langkah 1, elemen L[0] berisi harga minimum pertama.
Pass 2:      I = 1. Mulai dari elemen J = N-1,N–2,…,2, bandingkan L[J-1] dengan L[J]. Jika L[J-1] > L[J], pertukarkan L[J-1] dengan L[J]. Pada akhir langkah 2, elemen L[1] berisi harga minimum kedua dan array L[0..1] terurut, sedangkan L[2..(N-1)] belum terurut.
Pass 3:      I = 2. Mulai dari elemen J = N-1,N–2,…,3, bandingkan L[J-1] dengan L[J]. Jika L[J-1] > L[J], pertukarkan L[J-1] dengan L[J]. Pada akhir langkah 3, elemen L[2] berisi harga minimum ketiga dan array L[0..2] terurut, sedangkan L[3..(N-1)] belum terurut.
………
Pass N-1:  Mulai dari elemen J = N-1, bandingkan L[J-1] dengan L[J]. Jika L[J-1] > L[J], pertukarkan L[J-1] dengan L[J].
Pada akhir langkah N-2, elemen L[N-2] berisi nilai minimun ke [N-2] dan array L[0..N-2] terurut menaik (elemen yang tersisa adalah L[N-1], tidak perlu diurut karena hanya satu-satunya).
Misal array L dengan N = 5 buah elemen yang belum terurut. Array akan diurutkan secara ascending(menaik).
8
9
7
6
1
0      1     2     3      4
Pass 1 :
I = 0 ;J= N-1= 4                      8          9          7          1          6
J = 3                            8          9          1          7          6
J = 2                            8          1          9          7          6
J = 1                            1          8          9          7          6
Hasil akhir langkah 1 :
1
8
9
7
6
0      1       2      3      4

Pass 2 :
I = 1 ;J= N-1= 4                      1          8          9          6          7
J = 3                            1          8          6          9          7
J = 2                            1          6          8          9          7
Hasil akhir langkah 2 :
1
6
8
9
7
0       1      2      3      4
Pass 3 :
I = 2 ;J= N-1= 4                      1          6          8          7          9
J = 3                            1          6          7          8          9
Hasil akhir langkah 3 :
1
6
7
8
9
0       1      2      3      4
Pass 4 :
I = 3 ;J= N-1= 4                      1          6          7          8          9
Hasil akhir langkah 4 :
1
6
7
8
9
0       1      2      3      4
Selesai. Array L sudah terurut !!
Pseudocode prosedur algoritma Bubble Sort secara Ascending
1. //prosedur algoritma Bubble Sort secara Ascending2. //I.S:array sudah berisi nilai integer yang belum terurut
3. //F.S:nilai-nilai dalam array terurut secara Ascending
4. procedure v_Bubble(input/output A:array[0..4]of integer,
input N:integer)
5. KAMUS:
6.  i,j,temp:integer
7. ALGORITMA:8. for(i=0;i<=(N-2);i++)
9.   for(j=(N-1);j>=(i+1);j–)
10.     if (A[j-1]>A[j])
11.       tempßA[j-1]
12.       A[j-1]ßA[j]
13.       A[j]ßtemp
14.     endif
15.  endfor
16. endfor
17.end procedure
Program lengkap penerapan algoritma Bubble Sort dalam bahasa C
1.  #include <stdio.h>2.  #include <conio.h>
3.
4.  void v_Bubble(int A[],int N);
5.  void main()
6.  {  int L[5];
7.     int i,N;
8.    //proses untuk memasukkan data array
9.    printf(“Banyak data : “);scanf(“%i”,&N);
10.   for(i=0;i<N;i++)
11.   { printf(“Data ke-%i: “,i+1);
12.     scanf(“%i”,&L[i]);  } //end loop i
13.   //memanggil procedure bubble sort
14.   v_Bubble(L,N);
15.
16.   //proses menampilkan kembali data array
17.   printf(“\nData Array Terurut\n”);
18.   for(i=0;i<N;i++)
19.   { printf(“%3i”,L[i]); };
20.   getche();
21. } //end main program
22.
23. void v_Bubble(int A[5],int N)
24. { int a,b,temp;
25.   //proses sortir dengan bubble sort
26.   for(a=0;a<=(N-2);a++)
27.   { for(b=(N-1);b>=(a+1);b–)
28.     { if (A[b-1] > A[b])
29.       { temp = A[b-1];
30.         A[b-1]= A[b];
31.         A[b] = temp; }    //endif
32.     } //end loop j
33.   }  //end loop i
34. } //end procedure v_Bubble
Output yang dihasilkan:
untitled



Kode Iklan 300x250
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==
Kode Iklan DFP2
Kode Iklan DFP2