HPK taruh disini
Angka awal
|
8097
|
4042
|
2024
|
1012
|
506
|
253
|
126
|
63
|
31
|
15
|
7
|
3
|
2
|
bagi
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
2
|
22
|
sisa
|
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1
|
1. A. Bilangan
Biner
Jadi
untuk mendapatkan bilangan biner mengambil angka dari belakang jadi dan di awali
angka 1 jadi untuk angka 8097(10) adalah 1111110100001
B. Bilangan Heksadesimal
Tabel Bilangan Heksa
1
|
1
|
|
2
|
2
|
|
3
|
3
|
|
4
|
4
|
|
5
|
5
|
|
6
|
6
|
|
7
|
7
|
|
8
|
8
|
|
9
|
9
|
|
10
|
A
|
|
11
|
B
|
|
12
|
C
|
|
13
|
D
|
|
14
|
E
|
|
15
|
F
|
|
Kita hanya menggunakan hasil bilangan
biner untuk mencari bilangan heksa hasil bilangan biner dari 8097 adalah 1111110100001 maka kita akan mengkelompokan masing masing 4 angka
Bilangan
awal
|
Bilangan
pertama Biner
|
Bilangan
kedua Biner
|
Bilangan
ketiga Biner
|
1
|
1111
8+4+2+1=15=F
|
1010
8+0+2+0=10=A
|
0001
0+0+0+1=1=1
|
Maka 8099 bilangan heksa nya adalah =
1FA1(10)
Bilangan Oktal :
Bilangan
Awal
|
Bilangan
Pertama Biner
|
Bilangan
Kedua Biner
|
Bilangan
Ketiga
|
Bilangan Kedua
Ketiga Biner
|
|
1
4+2+1=7
|
111
4+2+1=7
|
110
4+2+0=6
|
100
4+0+0=4
|
100
4+0+0=4
|
|
Hasil
Bilangan Oktal Dari 8097(10) adalah 17643
2.
Dalam ilmu komputer, istilah
"Integer" digunakan untuk merujuk kepada tipe data apapun yang
merepresentasikan bilangan bulat, atau beberapa bagian dari bilangan bulat. Disebut
juga sebagai Integral Data Type.
Nilai sebuah
data dari sebuah tipe data integer adalah nilai bilangan bulat tersebut dalam
matematika. Representasi data ini merupakan cara bagaimana nilainya disimpan di
dalam memori komputer. Tipe data integral terbagi menjadi dua buah kategori,
baik itu bertanda (signed) ataupun tidak bertanda (unsigned). Bilangan bulat
bertanda mampu merepresentasikan nilai bilangan bulat negatif, sementara
bilangan bulat tak bertanda hanya mampu merepresentasikan bilangan bulat
positif.
Representasi
integer positif di dalam komputer sebenarnya adalah untaian bit, dengan
menggunakan sistem bilangan biner. Urutan dari bit-bit tersebut pun bervariasi,
bisa berupa Little Endian ataupun Big Endian. Selain ukuran, lebar atau
ketelitian (presisi) bilangan bulat juga bervariasi, tergantung jumlah bit yang
direpresentasikanya. Bilangan bulat yang memiliki n bit dapat mengodekan 2n.
Jika tipe bilangan bulat tersebut adalah bilangan bulat tak bertanda, maka
jangkauannya adalah dari 0 hingga 2n-1.
Ada
beberapa tipe data lain yang dapat menampung bilangan bulat, di antaranya:
1. Char.
Sebenarnya tipe data ini digunakan untuk menyimpan karakter dalam kode ASCII,
tapi dapat juga digunakan untuk menyimpan integer dari 0 sampai 255
2. Short
int, ukuran 2 byte, jangkauan -32,768 sampai 32,767
3. long int,
ukuran 4 byte, jangkauan -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647
Tipe-tipe
data di atas dapat menyimpan integer negatif dan positif. Untuk menyimpan
bilangan positif dan nol saja, dapat digunakan kata kunci unsigned sebelum tipe
data.
Sebagai contoh:
1.
unsigned short int, ukuran 2 byte, jangkauan 0 sampai 65,535
2.
unsigned long int, ukuran 4 byte, jangkauan 0 sampai 4,294,967,295
3. 192(10) NOR 151(10)
1
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
0
|
192(10)
|
1
|
0
|
1
|
1
|
0
|
1
|
0
|
1
|
151(10)
|
0
|
1
|
0
|
0
|
1
|
0
|
1
|
0
|
NOR
|
Jika
1 ketemu dengan 1 maka hasilnya 0 dan jika 0 ketemu dengan 1 maka hasilnya 0
begitu seterusnya.
4.Boble sort
A. Pengertian Bubble Sort
Bubble
Sort adalah salah satu algoritma untuk sorting data, atau kata lainnya
mengurutkan data dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya (Ascending
atau Descending).
Bubble
sort (metode gelembung) adalah metode/algoritma pengurutan dengan dengan cara
melakukan penukaran data dengan tepat disebelahnya secara terus menerus sampai
bisa dipastikan dalam satu iterasi tertentu tidak ada lagi perubahan. Jika
tidak ada perubahan berarti data sudah terurut. Disebut pengurutan gelembung
karena masing-masing kunci akan dengan lambat menggelembung ke posisinya yang
tepat.
Metode pengurutan gelembung (Bubble Sort) diinspirasikan oleh
gelembung sabun yang berada dipermukaan air. Karena berat jenis gelembung sabun
lebih ringan daripada berat jenis air, maka gelembung sabun selalu terapung ke
atas permukaan. Prinsip di atas dipakai pada pengurutan gelembung.
Algoritma bubble sort
adalah salah satu algoritma pengurutan yang paling simple, baik dalam hal
pengertian maupun penerapannya. Ide dari algoritma ini adalah mengulang proses
pembandingan antara tiap-tiap elemen
array dan menukarnya apabila urutannya salah.
Pembandingan elemen-elemen ini akan terus diulang hingga tidak perlu dilakukan
penukaran lagi. Algoritma
ini termasuk dalam golongan algoritma comparison sort,
karena menggunakan perbandingan dalam operasi antar elemennya. Berikut ini
adalah gambaran dari algoritma bubble sort. Misalkan kita mempunyai sebuah
array dengan. Elemen-elemen “4 2 5 3 9”.
Proses yang akan terjadi apabila digunakan algoritma bubblesort adalah sebagai
berikut.
Pass pertama
(4 2 5 3 9) menjadi (2 4
5 3 9)
(2 4 5 3 9) menjadi (2 4
5 3 9)
(2 4 5 3 9) menjadi (2 4
3 5 9)
(2 4 3 5 9) menjadi (2 4
3 5 9)
Pass kedua
(2 4 3 5 9) menjadi (2 4
3 5 9)
(2 4 3 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
Pass ketiga
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3
4 5 9)
Dapat dilihat pada proses
di atas, sebenarnya pada pass kedua, langkah kedua, array telah terurut. Namun
algoritma tetap dilanjutkan hingga pass kedua berakhir. Pass ketiga dilakukan
karena definisi terurut dalam algoritma bubblesort adalah tidak ada satupun
penukaran pada suatu pass, sehingga pass ketiga dibutuhkan untuk memverifikasi
keurutan array tersebut.
B. Algoritma Bubble Sort
1. Membandingkan data
ke-i dengan data ke-(i+1) (tepat bersebelahan). Jika tidak sesuai maka tukar
(data ke-i = data ke-(i+1) dan data ke-(i+1) = data ke-i). Apa maksudnya tidak
sesuai? Jika kita menginginkan algoritme menghasilkan data dengan urutan
ascending (A-Z) kondisi tidak sesuai adalah data ke-i > data ke-i+1, dan
sebaliknya untuk urutan descending (A-Z).
2. Membandingkan data
ke-(i+1) dengan data ke-(i+2). Kita melakukan pembandingan ini sampai data
terakhir. Contoh: 1 dgn 2; 2 dgn 3; 3 dgn 4; 4 dgn 5 … ; n-1 dgn n.
3. Selesai satu iterasi,
adalah jika kita sudah selesai membandingkan antara (n-1) dgn n. Setelah
selesai satu iterasi kita lanjutkan lagi iterasi berikutnya sesuai dengan
aturan ke-1. mulai dari data ke-1 dgn data ke-2, dst.
4. Proses akan berhenti
jika tidak ada pertukaran dalam satu iterasi.
Contoh Kasus Bubble Sort :
Misalkan
kita punya data seperti ini: 6, 4, 3, 2 dan kita ingin mengurutkan data ini
(ascending) dengan menggunakan bubble sort. Berikut ini adalah proses yang
terjadi:
Iterasi ke-1: 4, 6, 3, 2 :: 4, 3, 6, 2 :: 4, 3, 2, 6 (ada
3 pertukaran)
Iterasi ke-2: 3, 4, 2, 6 :: 3, 2, 4, 6 :: 3, 2, 4, 6 (ada
2 pertukaran)
Iterasi ke-3: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 (ada
1 pertukaran)
Iterasi ke-4: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 (ada
0 pertukaran) -> proses selesai