Kode Iklan DFP | Data Structures
Kode Iklan 400x460
Kode iklan In feed above/responsive
Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini

Angka awal
8097
4042
2024
1012
506
253
126
63
31
15
7
3
2
bagi
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
2
22
sisa
1
0
0
0
0
1
0
1
1
1
1
1
1


1.       A.  Bilangan Biner

Jadi untuk mendapatkan bilangan biner mengambil angka dari belakang jadi dan di awali angka 1 jadi untuk angka 8097(10) adalah 1111110100001
B. Bilangan Heksadesimal
Tabel Bilangan Heksa
1
1

2
2

3
3

4
4

5
5

6
6

7
7

8
8

9
9

10
A

11
B

12
C

13
D

14
E

15
F


Kita hanya menggunakan hasil bilangan biner untuk mencari bilangan heksa hasil bilangan biner dari 8097 adalah 1111110100001 maka kita akan mengkelompokan masing masing  4 angka
Bilangan awal
Bilangan pertama Biner
Bilangan kedua Biner
Bilangan ketiga Biner
1

1111
8+4+2+1=15=F
1010
8+0+2+0=10=A
0001
0+0+0+1=1=1
Maka 8099 bilangan heksa nya adalah = 1FA1(10)


Bilangan Oktal :         
Bilangan Awal
Bilangan Pertama Biner
Bilangan Kedua Biner
Bilangan Ketiga
Bilangan Kedua Ketiga Biner

1
4+2+1=7
111
4+2+1=7
110
4+2+0=6
100
4+0+0=4
100
4+0+0=4

Hasil Bilangan Oktal Dari 8097(10) adalah 17643

2.      Dalam ilmu komputer, istilah "Integer" digunakan untuk merujuk kepada tipe data apapun yang merepresentasikan bilangan bulat, atau beberapa bagian dari bilangan bulat. Disebut juga sebagai Integral Data Type.
       Nilai sebuah data dari sebuah tipe data integer adalah nilai bilangan bulat tersebut dalam matematika. Representasi data ini merupakan cara bagaimana nilainya disimpan di dalam memori komputer. Tipe data integral terbagi menjadi dua buah kategori, baik itu bertanda (signed) ataupun tidak bertanda (unsigned). Bilangan bulat bertanda mampu merepresentasikan nilai bilangan bulat negatif, sementara bilangan bulat tak bertanda hanya mampu merepresentasikan bilangan bulat positif.
       Representasi integer positif di dalam komputer sebenarnya adalah untaian bit, dengan menggunakan sistem bilangan biner. Urutan dari bit-bit tersebut pun bervariasi, bisa berupa Little Endian ataupun Big Endian. Selain ukuran, lebar atau ketelitian (presisi) bilangan bulat juga bervariasi, tergantung jumlah bit yang direpresentasikanya. Bilangan bulat yang memiliki n bit dapat mengodekan 2n. Jika tipe bilangan bulat tersebut adalah bilangan bulat tak bertanda, maka jangkauannya adalah dari 0 hingga 2n-1.
                               Ada beberapa tipe data lain yang dapat menampung bilangan bulat, di antaranya:
            1.  Char. Sebenarnya tipe data ini digunakan untuk menyimpan karakter dalam kode ASCII, tapi dapat juga digunakan untuk menyimpan integer dari 0 sampai 255
2.         Short int, ukuran 2 byte, jangkauan -32,768 sampai 32,767
3.         long int, ukuran 4 byte, jangkauan -2,147,483,648 hingga 2,147,483,647
Tipe-tipe data di atas dapat menyimpan integer negatif dan positif. Untuk menyimpan bilangan positif dan nol saja, dapat digunakan kata kunci unsigned sebelum tipe data.
Sebagai contoh:
1.         unsigned short int, ukuran 2 byte, jangkauan 0 sampai 65,535
2.         unsigned long int, ukuran 4 byte, jangkauan 0 sampai 4,294,967,295




3. 192(10) NOR 151(10)
1
0
0
0
0
0
0
0
192(10)
1
0
1
1
0
1
0
1
151(10)
0
1
0
0
1
0
1
0
NOR

Jika 1 ketemu dengan 1 maka hasilnya 0 dan jika 0 ketemu dengan 1 maka hasilnya 0 begitu seterusnya.
4.Boble sort
A.      Pengertian Bubble Sort
Bubble Sort adalah salah satu algoritma untuk sorting data, atau kata lainnya mengurutkan data dari yang terbesar ke yang terkecil atau sebaliknya (Ascending atau Descending).
Bubble sort (metode gelembung) adalah metode/algoritma pengurutan dengan dengan cara melakukan penukaran data dengan tepat disebelahnya secara terus menerus sampai bisa dipastikan dalam satu iterasi tertentu tidak ada lagi perubahan. Jika tidak ada perubahan berarti data sudah terurut. Disebut pengurutan gelembung karena masing-masing kunci akan dengan lambat menggelembung ke posisinya yang tepat.
                        Metode pengurutan gelembung (Bubble Sort) diinspirasikan oleh gelembung sabun yang berada dipermukaan air. Karena berat jenis gelembung sabun lebih ringan daripada berat jenis air, maka gelembung sabun selalu terapung ke atas permukaan. Prinsip di atas dipakai pada pengurutan gelembung.
Algoritma bubble sort adalah salah satu algoritma pengurutan yang paling simple, baik dalam hal pengertian maupun penerapannya. Ide dari algoritma ini adalah mengulang proses pembandingan antara tiap-tiap elemen
array dan menukarnya apabila urutannya salah. Pembandingan elemen-elemen ini akan terus diulang hingga tidak perlu dilakukan penukaran lagi. Algoritma
ini termasuk dalam golongan algoritma comparison sort, karena menggunakan perbandingan dalam operasi antar elemennya. Berikut ini adalah gambaran dari algoritma bubble sort. Misalkan kita mempunyai sebuah array dengan.  Elemen-elemen “4 2 5 3 9”. Proses yang akan terjadi apabila digunakan algoritma bubblesort adalah sebagai berikut.

Pass pertama
(4 2 5 3 9) menjadi (2 4 5 3 9)
(2 4 5 3 9) menjadi (2 4 5 3 9)
(2 4 5 3 9) menjadi (2 4 3 5 9)
(2 4 3 5 9) menjadi (2 4 3 5 9)
Pass kedua
(2 4 3 5 9) menjadi (2 4 3 5 9)
(2 4 3 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
Pass ketiga
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)
(2 3 4 5 9) menjadi (2 3 4 5 9)

Dapat dilihat pada proses di atas, sebenarnya pada pass kedua, langkah kedua, array telah terurut. Namun algoritma tetap dilanjutkan hingga pass kedua berakhir. Pass ketiga dilakukan karena definisi terurut dalam algoritma bubblesort adalah tidak ada satupun penukaran pada suatu pass, sehingga pass ketiga dibutuhkan untuk memverifikasi keurutan array tersebut.
B.      Algoritma Bubble Sort

1.    Membandingkan data ke-i dengan data ke-(i+1) (tepat bersebelahan). Jika tidak sesuai maka tukar (data ke-i = data ke-(i+1) dan data ke-(i+1) = data ke-i). Apa maksudnya tidak sesuai? Jika kita menginginkan algoritme menghasilkan data dengan urutan ascending (A-Z) kondisi tidak sesuai adalah data ke-i > data ke-i+1, dan sebaliknya untuk urutan descending (A-Z).
2.    Membandingkan data ke-(i+1) dengan data ke-(i+2). Kita melakukan pembandingan ini sampai data terakhir. Contoh: 1 dgn 2; 2 dgn 3; 3 dgn 4; 4 dgn 5 … ; n-1 dgn n.
3.    Selesai satu iterasi, adalah jika kita sudah selesai membandingkan antara (n-1) dgn n. Setelah selesai satu iterasi kita lanjutkan lagi iterasi berikutnya sesuai dengan aturan ke-1. mulai dari data ke-1 dgn data ke-2, dst.
4.    Proses akan berhenti jika tidak ada pertukaran dalam satu iterasi.

Contoh Kasus Bubble Sort :

Misalkan kita punya data seperti ini: 6, 4, 3, 2 dan kita ingin mengurutkan data ini (ascending) dengan menggunakan bubble sort. Berikut ini adalah proses yang terjadi:
Iterasi ke-1: 4, 6, 3, 2 :: 4, 3, 6, 2 :: 4, 3, 2, 6 (ada 3 pertukaran)
Iterasi ke-2: 3, 4, 2, 6 :: 3, 2, 4, 6 :: 3, 2, 4, 6 (ada 2 pertukaran)
Iterasi ke-3: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 (ada 1 pertukaran)
Iterasi ke-4: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 :: 2, 3, 4, 6 (ada 0 pertukaran) -> proses selesai

Kode Iklan 300x250
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==
Kode Iklan DFP2
Kode Iklan DFP2