Kode Iklan DFP Struktur Data Konversi Bilangan | Data Structures
Kode Iklan 400x460
Kode iklan In feed above/responsive

Struktur Data Konversi Bilangan

Kode Iklan 336x280
Kode Iklan In Artikel
HPK taruh disini


Mengkonversikan bilangan kedalam bentuk bilangan Biner, Heksadesimal, dan Oktal


1.  Bilangan Binner dari 8176 adalah = 1111111110000

Cara Mencarinya :

8192
4096
2048
1024
512
256
128
64
32
16
8
4
2
1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0

Tandai angka yang akan dijumlahkan dengan memberi nilai 1 dibawahnya dan jumlahkan anga diatasnya yang memiliki nilai 1 sehingga jumlahnya mencapai 8158 dan yang bernilai 0 tidak dijumlahkan.

4096 + 2048 + 1024 + 512 + 256 +128 + 64  + 32 + 16 = 8176
Jadi bilangan binner dari 8176 adalah = 1111111110000

  Bilangan Hexadecimalnya dari 8176 adalah = 1FF

Cara mencarinya :                         
Rumus mencari Heksadesimal adalah :
1
2
3
4
5
6
7
8
9
A
B
C
D
E
F
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15

Pisahkan bilangan binner yang tadi sudah di dapatkan dari 8176 dengan masing-masing 4 kelompok. Jumlahkan angka di bawah kolom nomor 2 yang bernilai 1. Setelah itu hasil penjumlahan misalnya 14 maka lihat rumus diatas maka 14 adalah E untuk Heksadesimalnya.
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
0
4
2
1
8
4
2
1
8
4
2
1
1
15
15
1
F
F

 Bilangan Oktal dari 8176 adalah  = 17760

Cara mencarinya :
Bilangan Oktal adalah : bilangan yang hanya sampai 7.
Pisahkan bilangan binner yang tadi sudah di dapatkan dari 8158 dengan masing-masing 3 kelompok. Jumlahkan angka di bawah kolom nomor 2 yang bernilai 1
1
1
1
1
1
1
1
1
1
0
0
0
0
1
4
2
1
4
2
1
4
2
1
4
2
1
1
7
7
6
0



2. Signed integer (bilangan bertanda)
Signed" berarti bahwa salah satu dari bit-bit tersebut menandakan apakah sebuah angka yang dimaksud adalah negatif atau positif. Karena prosesor  memiliki 6 bit, maka ia dapat menyimpan hingga 2 pangkat  6 nilai yang berbeda  (tepatnya  512 )  Nilai-nilai tersebut dapat dibagi hampir sama rata antara bilangan positif dan negatif.

3. Proses untuk mendapatkan hasil dari angka desimal 135(10) AND 248(10)
1.         102                101                100      
                   1                    3                  5
             N= 1x102             3x101             5x100
      Nilai angka desimalnya adalah 100 + 30 + 5 = 135

2.         102                101                100      
                   2                    4                 8
             N= 2x102             4x101             8x100
      Nilai angka desimalnya adalah 200 + 40 + 8 = 248

4. Insertion sort adalah sebuah algoritma pengurutan yang membandingkan dua elemen data pertama, mengurutkannya, kemudian mengecek elemen data berikutnya satu persatu dan membandingkannya dengan elemen data yang telah diurutkan. Karena algoritma ini bekerja dengan membandingkan elemen-elemen data yang akan diurutkan, algoritma ini termasuk pula dalam comparison-based sort.
Ide dasar dari algoritma Insertion Sort ini adalah mencari tempat yang “tepat” untuk setiap elemen array, dengan cara sequential search. Proses ini kemudian menyisipkan sebuah elemen array yang diproses ke tempatnya yang seharusnya. Proses dilakukan sebanyak N-1 tahapan (dalam sortingdisebut sebagai “pass“), dengan indeks dimulai dari 0.
Proses pengurutan dengan menggunakan algoritma Insertion Sort dilakukan dengan cara membandingkan data ke-i (dimana i dimulai dari data ke-2 sampai dengan data terakhir) dengan data berikutnya. Jika ditemukan data yang lebih kecil maka data tersebut disisipkan ke depan sesuai dengan posisi yang seharusnya.
Misal terdapat array satu dimensi L, yang terdiri dari 7 elemen array (n=7). Array L sudah berisi data seperti dibawah ini dan akan diurutkan secara ascending dengan algoritma Insertion Sort.
L[]
15
10
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6
Langkah-langkah Insertion Sort:
1.   Dimulai dari L[1] :         Simpan nilai L[1] ke variabel X.
(Pass-1)                Geser masing-masing satu langkah ke kanan semua nilai yang ada disebelah kiri L[1] satu persatu apabila nilai tersebut lebih besar dari X.
Setelah itu insert-kan (sisipkan) X di bekas tempat nilai yang terakhir digeser.
2.   Dilanjutkan ke L[2]:       Simpan nilai L[2] ke variabel X
(Pass-2)                Geser masing-masing satu langkah ke kanan semua nilai yang ada disebelah kiri L[2] satu persatu apabila nilai tersebut lebih besar dari X.
Setelah itu insert-kan (sisipkan) X di bekas tempat nilai yang terakhir di geser.
3.   Demikian seterusnya untuk L[3], L[4],L[5], dan terakhir L[6] bila n = 7. Sehingga untuk n = 7 ada 6pass proses pengurutan.
Berikut ilustrasi dari 6 pass tersebut:
Data awal:
15
10
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass-1:
15
10
7
22
17
5
12
10
0
1
2
3
4
5
6
X
Pass 1 dimulai dari kolom L[1], X=L[1]=10
15 lebih besar dari 10, maka geser 15 ke kanan. Proses selesai karena sudah sampai kolom 1. Kemudian insert X menggantikan 15.
15
15
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

10
15
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Hasil Pass 1:
10
15
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass-2:
10
15
7
22
17
5
12
7
0
1
2
3
4
5
6
X
Pass 2 dimulai dari L[2], X=L[2]=7.
15 lebih besar dari 7, maka geser 15 ke kanan. 10 lebih besar dari 7, maka geser 10 ke kanan. Proses selesai karena sudah sampai kolom 1. Kemudian insert X menggantikan 10.
15
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

10
10
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

7
10
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Hasil Pass 2:
7
10
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6
Pass-3:
7
10
15
22
17
5
12
22
0
1
2
3
4
5
6
X
Pass 3 dimulai dari L[3], X=L[3]=22.
15 tidak lebih besar dari 22, maka proses selesai. Kemudian insert X menggantikan 22.
Proses berlanjut sampai Pass 6. Hasil tiap pass dapat digambarkan sebagai berikut:
Data awal:
15
10
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 1:
10
15
7
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 2:
7
10
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 3:
7
10
15
22
17
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 4:
7
10
15
17
22
5
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 5:
5
7
10
15
17
22
12
0
1
2
3
4
5
6

Pass 6:
5
7
10
12
15
17
22
0
1
2
3
4
5
6


Kode Iklan 300x250
close
==[ Klik disini 2X ] [ Close ]==
Kode Iklan DFP2
Kode Iklan DFP2